Saya manusia yang tidak sempurna
kerana itu saya sampaikan 'dakwah kecil' setakat yang saya tahu. Pesanan yang saya tulis bukan kerana saya org baik.. ia hanya sekadar usaha supaya dikasihi-Nya & peringatan buat diri.....
Jika banyak kekurangan yang kelihatan pada diri saya, Memang benar....Itulah saya...yg berusaha utk perbaiki diri setiap hari
Halaman
▼
Ahad, 19 Mei 2013
ORANG YANG BANKRAP DI AKHIRAT.
ORANG YANG BANKRAP DI AKHIRAT.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian siapakah orang yang bankrap itu?” Mereka menjawab : “Orang yang bankrap di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.”
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya orang yang bankrap dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat. Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu. Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu. Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kedzalimannya tertebus, diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang didzaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim no. 6522)
Penjelasan: Dari hadits di atas, kita bisa simpulkan bahwa bangkrut di akhirat tidaklah sama dengan bangkrut di dunia. Jika di dunia, bangkrut identik dengan harta, maka bangkrut di akhirat berkaitan dengan amalan kita, entah itu kebajikan atau keburukan. Seseorang akan dinyatakan bangkrut di akhirat jika amal kebajikannya tidak hanya habis untuk ‘membayar’ kejahatan yang dia lakukan, namun dia harus mendapat ’sumbangan’ amal keburukan dari orang2 yang pernah dia aniaya/perlakukan tidak baik. Hal yang bisa kita pelajari dari hadits di atas, hendaknya kita berhati-hati dalam bersikap, jangan sampai menyengsarakan/merugikan orang lain. Karena di akhirat kelak, kebajikan bisa berkurang dan yang lebih repot jika malah amal keburukan yang bertambah.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan